I hardly do the same thing twice in a row if there aren’t something different offered. Kata-kata itu cukup menggambarakan prinsip gue dalam travelling. Selain majalah budget, kebosanan juga akan dengan mudah melanda. Sampai awal tahun 2015, ide untuk kembali ke Sepang tahun ini tidak ada sama sekali di kepala gue. Cukup sekali menonton langsung di Main Grand Stand-nya (MGS) dan mendukung Dani secara langsung. Kalaupun akan kembali lagi, gue tidak akan menonton di tempat yang sama. Sampai kemudian godaan datang dari teman-teman Pedrosistas yang bercerita tentang tentang kunjungan menyenangkan mereka ke Paddock. Paddock sendiri merupakan tempat yang terletak di belakang garasi-garasi pembalap di mana terdapat beberapa bangunan yang digunakan sebagai team hospitality dan tempat istirahat pembalap. Paddock di Sepang tentu berbeda dengan yang ada di Eropa yang biasanya dipenuhi oleh truk-truk motorhome milik para pembalap. Maka tanpa berpikir panjang, I booked a return ticket to Kuala Lumpur and I signed up for Dani Pedrosa Official Fanclub in order to get a chance to enter The Paddock.
Long story short, Sabtu pagi kami sudah di kawasan sirkuit Sepang yang (seperti biasa) panas dan lembab. Cahaya matahari yang biasa cerah tertutup oleh kabut asap kiriman dari Indonesia. Sempat was-was juga kalau balapan akan dibatalkan mengingat kabut asapnya terlihat lumayan tebal terutama di sore hari. Hal yang tentunya mustahil dilakukan mengingat persaingan pada kejuaraan sedang berada dalam puncaknya. Sepang was too important to be canceled.
Kekecewaan nyaris merusak perjalanan kali ini saat Tristan dan kak Difa, para admin Pedrosistas yang sedang bersama gue memberi tahu bahwa membership tahun 2015 akan dialihkan ke tahun 2016. Dengan kata lain kesempatan untuk masuk Paddock hampir mustahil terjadi musim ini. Meski rasanya sesak sekali di dada, gue mencoba legowo dan menikmati akhir pekan yang hampir sama rutinitasnya dengan Oktober tahun lalu. Toh, kalaupun berjodoh dengan Dani, pasti akan bertemu meski bukan di paddock.
Kepercayaan itu membawa kami berkunjung ke booth-booth dari para sponsor yang tersedia di Mall Area. Kami sempat mengunjungi booth Repsol untuk berfoto-foto dengan cardboard dan poster Dani, lalu ke booth Honda di mana terdapat poster raksasa dari beberapa pembalap yang berjaya bersama pabrikan asal Jepang tersebut, termasuk Dani. Di sini optimisme di atas berbuah manis. Timing ketika kami mengunjungi booth-nya nyaris bersamaan dengan acara Meet and Greet bersama kedua pembalap Repsol Honda, our rock stars of Motorcycle racing, Dani dan Marc Marquez. Kami menjadi bagian dari 40 orang beruntung yang bisa bertatap langsung dan mendapatkan tanda tangan mereka. Sayang semuanya serba terbatas. Kesempatan untuk berfoto bersamapun mustahil dilakukan. Nevermind. Bisa bertatap langsung dan bersalaman dengan Dani saja sudah membuat gue senang, saking senangnya lutut gue sampai lemas dan tangan gue tremor hebat.
Masih dengan kebahagiaan dan histeria karena sudah bertemu Dani, Tristan dan kak Difa meminjami gue paddock pass milik temannya bukan atas nama Dani Pedrosa Official Fanclub, melainkan sebagai teman perjalanan. I feel like the luckiest person in the world to have such great friends as them and I can never feel enough of thanking them for the opportunity.
Perjalanan ke Paddock cukup membuat hati gue berdebar-debar. Paddock Access untuk tamu ternyata terdapat di dua bagian sirkuit yang hanya dijaga oleh seorang satpam saja! Pengamanan yang cukup sederhana untuk akses ke tempat yang tidak semua orang bisa berkunjung. Setelah menuruni beberapa anak tangga, melalui lorong panjang, serta menaiki anak tangga yang cukup banyak, sampailah kami di gerbang Paddock. Mungkin gue terlalu lebay, tapi excitement-nya membuat gue berkaca-kaca.
Teman Tristan memberi kami tengat waktu dua jam untuk menjelajahi Paddock dan hal pertama yang kami lakukan adalah menemui Eric Pedrosa, adik slash manager (asisten?) Dani untuk menagih paddock pass untuk fanclub. Sayangnya Eric tidak tahu menahu tentang hal tersebut. Tidak ada lagi yang mereka bisa lakukan untuk para Pedrosistas yang berharap bisa masuk Paddock di Sepang tahun ini.They felt really bad about it.
Setelah mendapat kepastian tersebut, mulailah kami berburu foto dengan pembalap. For the record, banyak pembalap yang hanya gue hafal namanya tanpa tahu wajahnya atau sebaliknya terutama mereka yang berasal dari kelas selain MotoGP. Maka yang gue lakukan adalah membuntuti Tristan yang sepertinya sudah hafal sebagian pembalap dari semua kelas. Korban pertama dari selfie gue adalah berondong kece dari kelas Moto3, Luis Salom. Bekal suara panggilan nama depan yang keras dan pertanyaan “can I take a picture with you?” memang ampuh menghentikan pembalap dan membuat mereka tersenyum di samping kami sambil melihat kamera.
Pembalap ke dua adalah Alex Rins. Anak muda yang tengah naik daun karena penampilan debutnya yang luar biasa di atas motor Moto2 itu tadinya sedang mengobrol di belakang garasi bersama krunya. Kami menunggu dengan sabar, dan saat Alex selesai kamipun berlari dan mengajukan pertanyaan yang sama yang kami ajukan ke Luis. Additional sentence yang gue ucapkan padanya adalah, “I admire you so much.” Yep, That is the truth. I’ve been impressed all season by his amazing performance. I didn’t pay much attention when he was in Moto3, but now I keep my eyes on him. No doubt he is going to be one of the top riders in the future.
It got better from time to time. Ada Scott Redding, Angelo Iannone (kakak Andrea Iannone, yep, I made sure that myself), Nicky Hayden, Stefan Bradl (yang tahun lalu hanya berjarak dua orang dalam antrian), Amy Dargan (I did say She is my second favorite MotoGP reporter after Dylan Gray), Pecco Bagnaia (another Moto3 berondong kesukaan kakak Tristan), Jack Miller, Carl Crutchlow, dan Loris Baz. Oh, gue juga bertemu dengan salah satu reporter MotoGP dari salah satu website olahraga populer di Indonesia, kak Scherazade. It’s her that I want to become one day.
Ada beberapa cerita menarik ketika gue menemui orang-orang keren yang selama ini hanya gue lihat di layar kaca. Saat Angelo lewat misalnya. Damn, that man looks really like Andrea that I thought they are twins. Tristan bilang Angelo ini adik dari Andrea, terus gue kepoin dong dia. Entah sebelum atau setelah foto, gue bertanya apakah dia memang adik dari Andrea, lantas dengan bahasa inggrisnya yang terbata-bata dia membantah dan bilang, “I come first,” and I was like, okay.
Kemudian Nicky Hayden yang sibuk berlari dari satu tempat ke tempat lain di paddock. Gue berusaha mengejarnya dan memanggil namanya. Saat dia menoleh, tersenyum, dan melambaikan tangan, gue mengeluarkan jurus meminta foto dengan pertanyaan andalan gue. Nicky sebenarnya sudah akan kembali berlari dan (mungkin) mengacuhkan permintaan gue. Gue yang ekspresif lantas mengungkapkan kekecewaan gue. Melihat itu, Nicky berbalik lagi dan menyuruh gue mendekat. Banyak sekali yang ingin diungkap kepadanya terutama wishing him a good luck in WSBK next year, namun setelah berfoto Nicky langsung kabur. I felt a little bit guilty for bothering his business. I did.
Lain lagi dengan Amy. Gue terkejut ketika mbak cantik itu lewat begitu saja di depan kami ketika kami bersantai di depan Hospitality Room milik Repsol Honda. Tidak hanya cantik dan pintar, Amy juga ramah sekali. I told her that she was lucky for having every fan’s dream job and that she’s doing it really well. Gue terbata-bata saking groginya.
Sementara untuk Jack, Cal, dan Pecco, kami menyergap mereka sesaat setelah mereka melakukan wawancara dengan media selepas kualifikasi. Banyak yang mengantri untuk berfoto dengan mereka, jadi hasil fotonya pun tidak maksimal. Untuk Loris Baz, dia kami tahan ketika sedang berjalan santai sambil menunduk melihat handphone yang digenggamnya.Sebenarnya banyak anak-anak muda yang menggunakan kaus tim Moto3 atau Moto2 mondar-mandir di Paddock, tetapi karena keterbatasan ingatan kami mereka kami biarkan lewat begitu saja tanpa meminta foto dan sebagainya. All these riders walked around the paddock without people noticing them. I found that a bit strange. Kami sebenarnya sempat melihat Maverick Vinales, namun susah untuk diminta berfoto karena yang bersangkutan mondar-mandir menggunakan motor.
Untuk yang bertanya-tanya mengapa gue tidak dapat foto dengan pembalap empat besar terutama Dani (a rider whom I came to Sepang for), well, here’s a glimps that I would tell you about being in the paddock and wanting riders’ autographs or selfies. It wasn’t as easy as it looked. People who had selfies with them had to go to great length, I’m sure. Banyak orang yang menunggu di belakang garasi Repsol Honda sepanjang hari dengan harapan para pembalap akan keluar dan meladeni permintaan mereka di mana hal ini sangat jarang sekali terjadi karena Sabtu adalah hari kualifikasi yang sibuk, kecuali timingnya memang sedang tepat. Kesempatan berfoto dengan Marc sebenarnya lebih besar ketimbang dengan Dani. Ada satu kesempatan di mana gue hanya berjarak satu meter saja darinya, tapi jika bukan Dani rasanya beda. Garasi Yamaha Movistar lebih luar biasa ramai lagi. Hampir tidak ada kesempatan sama sekali untuk mereka berfoto atau melakukan apapun dengan kedua pembalapnya. Apalagi mereka sedang fokus dengan balapan dan persaingan menuju juara dunia.
Berkat kebaikan hati dari teman-teman Tristan dan kak Difa, akhirnya durasi kami untuk berada di paddock diperpanjang menjadi empat jam. Di sela-sela berburu foto dengan pembalap, gue dan kak Difa ingin sekali merasakan sensasi menonton yang lain ketimbang hanya duduk atau berdiri di MGS saja. Maka kami naik ke atap pitbox dan menyaksikan kualifikasi MotoGP dari atas sana. Kami berada di atas sana sampai ketika kualifikasi selesai dan para pembalap yang menempati grid terdepan masuk ke Parc Ferme.Kami sempat menyaksikan kejadian yang sedikit memalukan juga dari Jorge Lorenzo di mana dirinya hendak memasuki Parc Ferme karena mengira dia menjadi tiga pembalap tercepat. It was a rather sad and embarrasing thing to watch. Kemudian kami juga sempat mengunjungi pitlane exit meski hanya menyaksikan pembalap beraksi dari balik pagar.
Selepas kualifikasi, kami kembali ke depan garasi Repsol Honda dengan harapan Dani keluar dan mau meladeni fans-fansnya yang telah menantinya dengan sabar. Begitu dirinya keluar, banyak fans yang mengerubungi dan mengikuti langkahnya menuju hospitality room. Tak ada yang bisa berfoto karena Dani tidak berhenti sama sekali. Untuk tanda tangan pun hanya satu atau dua orang yang beruntung saja.
Petualangan kami di paddock pun sore itu berakhir setelah kami melihat Dani dan Marc berjalan terburu-buru menuju ruang media. My guess is they were about to do their post qualifying press conference. I could’ve waited for them to finish in order to get a selfie with Dani. In fact, I should’ve waited because I didn’t get a chance to be so close to him every year. I wished I had waited. Who knows what could have happened.
Anyway, Sabtu itu tetap menjadi salah satu Sabtu terbaik yang pernah gue alami despite the fact that I didn’t get any selfies with Dani. But hey, I shook his hand and got his signature earlier in the day. So it wasn’t a lost at all. Moreover, I got to wander around the paddock all day calling riders by their first names. Something that doesn’t happen everyday in my life. I kinda like it when they smiled as we called their first name. Berasa akrab gitu. Surely things were far more different than last year, considering what happened on Sunday was also spectacular. Hopefully one day in one circuit I can come back visiting the paddock again and meet more awesome people, not just riders but also those who work among them. One day. Whenever that is, I will patiently wait.
It’s really cool. I never knew paddock was a large area.. so thats how it looked like 🙂
Yes! It actually larger than the picture could take. 😀
Yay, new achievment unlocked! Don’t worry, universe will set the best time to get a selfie with Aamir Khan-nya Spanyol. 😜
Amiiinnnnnn, kak. 😀
Klo udah gabung ke fan club resmi itu kita mau paddock pass, hubungin fan clubnya dulu bilang mau ke sepang . Atau bisa langsung aja temuin team tunjukan member club trus bisa dikasih paddok pass? Tolong jelaskan ya. Masih bingung. Ini maksudku klo paddock passnya ga bermasalah kaya cerita kamu. Tinggal ambil aja atau masih hibungin club ya?
Kalo untuk paddock pass dari fansclub tentunya harus lewat fansclub dulu. Kita nggak bisa langsung minta ke tim walau udah dpt member club. Karena tim kan jg ngasih kepercayaan hanya sama admin fansclub. Untuk member lain karena paddock pass-nya terbatas, jatah masuk paddock dibagi sama fansclub.
Klo kita member official fan club marquez yg dari spanyol , dan daftar sendiri, ga melalui admin fan club indonesia. Nanti paddock pass dari fan clubnya marquez ambilnya juga sama admin fan club marquez indonesia?
Wah, kurang tau ya kalo membership punya Marquez. Kalo emang mau daftar sendiri mungkin bisa. Cuma prosedurnya ribet. Menurutku masing2 negara ada koordinatornya sendiri. Jadi mungkin ttp harus lewat admin dari Indonesia.
sis, join di fans club doi di mana ya yg aktif?
Untuk musim ini kurang tau, karena Pedrosistas juga setauku udah nggak ngurusin lagi karena prosesnya yg dari Spanyol sudah mulai ribet dan rumit.
Klo member dani pedrosa kan berlakunya kata kamu tadi setahun ya. Nah klo mau perpanjang cuma bayar ke admin atau mesti bayar dan isi formulir lagi kaya pertama kali daftar jadi member?
Sepertinya harus ngisi juga. Buat crosscheck datanya. Karena tiap tahun beda kartu member deh. Jadi nanti dari Spanyol dikirim lagi.
Temennya temen kamu itu yang minjemin guest paddock pass, dia dapetnya dari mana ya? Gimana ya cranya biar dapat undangan paddock guest kaya dia? Selama ini cuma bisa liat dari MGS. 😭😭😭😭😭
Mereka koordinator Marc Marquez Fansclub Indonesia. Kmrn kurang paham sih gimana mereka dptnya. Soalnya aku cuma dipinjemin.
Owh itu koordinator marc marquez indonesia, sama kaya dani ya? Daftar fan club resmi spanyol trus yg anggotanya dipinjemin paddock pas ganti-gantian? Atau cuma dia aja sebagai koordinator yg dapet paddock pass guest?
Sama apanya nih? Kalo orangnya ya beda, kalo cara daftar fansclubnya mungkin sama. Yg dapet paddock pass itu koorninatornya, trus dia minjemin ke anggota lain buat ganti-gantian masuk, tapi ttp didampingi admin. Masuknya bisa pas Sabtu/Minggu.
Paddock pass dari fans club itu ga bisa dipake 1 orang buat 3 hari ya? Jadi 1 org cuma bisa masuk paddock sehari? Sebentar banget ya kalo gitu.
Nggak bisa. Kalo kayak gitu mah beli sendiri. Yah.. namanya jg fansclub. Harus berbagi sama orang lain. Kan fans nggak cuma kita doank.
Emang ada berapa orang si mba fansnya dani yg kesepang? Kok satu org cuma dapat pass sehari itu juga ga full sehari.
Mba nanti kesepang ga? Total budget kemaren berapa mba?
Banyak lah kalo udah nyampe Sepang mah pasti pada ngumpul. Apalagi setelah fansclub mulai diurus bener-bener sampe dpt previllage bisa masuk paddock. Kalo nggak gitu malah nggak dapet sama sekali kayak tahun kemaren. Tahun ini libur dulu ke Sepang. Kmrn abis sekitar 5jt buat 4hari 4malem.
Dari banyakan itu kenapa jg kebagian sebentar, karena paddock passnya terbatas. Nggak seorang dapet satu, tapi kadang cuma dpt 2/3 buat rame2. Makannya nggak full.
Susah banget ya mba buat dapat pass itu. Berarti mba beruntung banget bisa dapet pass walau cuma sebentar mba.
Kenapa ga nyepang lagi mba tahun ini? Kan bisa dapat pass dari fansclub.
Mahal banget mba 5 juta. 😭😭😭
tahun ini nonton live di circuit mana mba? bisa dapat paddock pass lagi ga? mahal juga ya mba 5 juta buat nonton di sepang. Gimana caranya dapat paddock acces yg bacaan guest seperti punya mba itu?
Tahun ini insya Allah ke Motegi, tapi nggak bakal dapet paddock pass. Soalnya tahun ini membership Dani nggak jalan. Kalo ke Malaysia segitu termasuk murah, karena udah all in. Kalau yg saya tau sekarang sih cuma bisa beli karena dari fansclub blm tentu dapet.
Kalo ke motegi all in biaya yg dikeluarkan berapa mba? Mba gajinya besar ya nonton moto gp mulu. Ke jepang lagi. Hehehe
Wah, banyak kak. Ampe pusing mikirinnya. Hahahaha.. Amiiiinnn. Itu juga tabungan hasil kerja kak.
Biaya mba ke motegi udah bisa beli paddock pass sepang ya mba. Tapi klo ke motegi walau ga bisa ke paddock tapi bisa jalan-jalan ke jepang. Hehehe mba nanti biaya total ke moteginya di share di mari ya. Mungkin aku akan ke motegi kalo tabungan udah cukup, tahun depan maybe.
Hahaha.. iya, kak. Kalo niat cuma buat jalan di paddock mah mending ke sepang beli paddock pass sendiri. Iya, insya allah nanti di share detailnya. Doakan semoga lancar ya. 😀
Mba udah beli tiket pp ke jepang? Dapet harga berapa pp? Dan naik pesawat apa?
Udah lah. Nanti biayanya dirinci di postingan setelah jalan ya. 🙂
Ok. Ditunggu ya. Kalo bisa ditulis sebelum seri Valensia. Hehehe. Udah ga sabar liat total biayanya. Hahahaha
Kak paddock pass guest yanb warna hijau seperti photo di atas, itu diberikan kepada siapa sih k? Khisus sponsor doang kah?
Kan ada tuh fans yg dapet dari mekanik, emang segampang itukah kak mekanik atau team mau ngasih paddock pass? Aku udah 3 kali nonton motogp, tapi ga pernah tuh dikasih paddock pass sama team. kan banyak juga fans yg nonton di tribune bukan dapat paddock. Emang fans yg gimna sih kak ampe team mau ngasih dia paddock pass gratis?
Begini, untuk paddock pass yg di atas itu diberikan kepada member resmi fansclub pembalap dimana biasanya dikasih melalui koordinator fansclub itu sendiri. Sebenernya member fansclub juga untung2an karena team ngasihnya nggak bisa banyak. Kalo soal fans yg dapet dari mekanik sih aku kurang paham ya gimana mereka dapetnya, karena setau aku jalan satu-satunya ya dari fansclub itu selain tentunya beli sendiri atau dapet undangan khusus dari team.
Kalo dapat undangan khusus dari team, apa syarat biar diundang kak?
Baca komen di atas barj dari jepang ya kak, total biaya kesana berapa sih kak?
Nah kalo itu biasanya dari korporat langsung. Kayak dari Honda atau mungkin Repsol, dan biasanya nggak sembarang orang. Nanti di share di postingan blog selanjutnya ya. 🙂
Mau ga ya teh orang minjemin paddock pass buat masuk ke paddock sebentar? Pengen bgt deh liat isi paddock. Itu baik bgt temen teteh mau minjemin pass.